Terkadang manusia itu sadar ketika mendengar nasihat, namun ketika keluar dari tempat nasihat hatinya pun kembali keras dan lalai . Aku pun merenung, kenapa hal itu bisa terjadi dan menemukan jawabannya. Aku melihat manusia berbeda-beda dalam hal ini. Keadaan yang umum terjadi adalah hati seseorang tidak dalam keadaan Sadar ketika dan sesusah mendengarkan nasihat.
Hal itu lantaran dua sebab berikut,
Pertama, karena nasihat itu bagaikan cambuk, sedangkan cambuk itu menyakitkan ketika dicambukkan. Demikian pula dengan rasa sakitnya, yang hanya terasa ketika pencambukan itu terjadi.
Kedua, ketika manusia ketika mendengar nasihat itu terbebas dari berbagai kesibukan yang melalaikan, badan dan pikirannya. Ketika ia bebas dari aspek-aspek duniawi maka hatinya pun akan tertekun menyimak nasihat, maka saat ia kembali sibuk maka ia pun terpukau dengan godaan-godaan dunia. Lantas bagaimana bisa keadaannya akan sama seperti ketika ia mendengarkan nasihat ?
Kondisi seperti itu terjadi pada manusia, hanya orang-orang yang memiliki kesadaran hati itu berbeda-beda tingkatannya. Lagi pula, itu sangat erat kaitannya dengan nasihat yang membekas pada dirinya.
Di antara mereka ada yang memiliki tekad yang kuat tanpa keraguan dan maju terus tanpa menoleh ke belakang. Ika ada yang berusaha menghentikan langah mereka niscaya mereka akan melawannya. Hal ini seperti yang diakatakan Hanzhalah pada dirinya “ Hanzhalah telah munafik! “.
Dan antara mereka ada kaum yang terkadang dibelokkan oleh tabiat kepada kelalaian, namun terkadang mereka diajak oleh nasihat untuk mengamalkan kebaikan. Keadaan seperti ini seperti tangkai gandum yang diombang-ambingkan oleh angin, sedangkan pada sebagian yang lain nasihat itu tidak berbekas pada dirinya kecuali sebatas pendengaran. Keadaannya bagaikan air yang dituangkan diatas batu yang licin.
[ Diketik ulang dari Buku " Petuah-petuah Untuk Para Pemenang " karangan ibnul Jauzi ]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar